Dalam beberapa tahun terakhir, tren impor kopi di Korea Selatan mengalami peningkatan yang signifikan. Selama periode 2019-2023, impor kopi Korea Selatan terus meningkat, menunjukkan pertumbuhan pasar yang menjanjikan. Indonesia saat ini berada di peringkat ke-7 dalam daftar 10 besar negara pemasok kopi bagi Korea Selatan. Namun, posisi ini masih menghadapi tantangan dari produsen kopi lain seperti Brazil, Guatemala, Colombia, Peru (Amerika Latin), India, Vietnam (Asia), serta Ethiopia dan Kenya (Afrika). Untuk meningkatkan daya saingnya, Indonesia perlu memahami strategi pesaing dan menyusun langkah-langkah tepat agar dapat memperkuat posisinya di pasar kopi Korea Selatan.
Persaingan Kopi di Korea Selatan
1. Faktor Harga
Harga menjadi faktor utama dalam keputusan importir Korea Selatan untuk membeli kopi. Indonesia dikenal sebagai produsen dua jenis kopi utama, yaitu Robusta dan Arabika. Dalam persaingan Robusta, kopi Indonesia bersaing ketat dengan Vietnam. Harga kopi Vietnam dinilai lebih kompetitif oleh importir Korea Selatan, meskipun kualitas kopi Indonesia lebih unggul.
Untuk kopi Arabika, Indonesia menghadapi persaingan dari Brazil dan Peru, yang menawarkan harga lebih kompetitif dengan kualitas yang sebanding. Selain itu, kopi dari Ethiopia dan Kenya juga menjadi pesaing utama di segmen Arabika premium, karena dianggap memiliki karakteristik rasa yang unik dan telah membangun reputasi kuat di pasar global. India juga mulai menarik perhatian sebagai pemasok Arabika berkualitas.
Beberapa roastery di Korea Selatan menyiasati harga kopi dengan mencampurkan kopi Indonesia yang memiliki aroma dan cita rasa kuat dengan kopi dari negara lain yang lebih murah. Hal ini memungkinkan mereka untuk menciptakan produk kopi dengan harga lebih kompetitif tanpa mengorbankan kualitas yang diinginkan oleh pasar Korea Selatan.
2. Brand Image dan Persepsi Konsumen
Persepsi konsumen terhadap suatu merek atau asal kopi berperan besar dalam penjualan. Kopi Geisha dari Panama telah dikenal sebagai kopi premium di Korea Selatan dengan harga jual yang sangat tinggi, bahkan mencapai KRW 50.000 per cangkir di kafe premium seperti Shinni Coffee di Busan.
Sementara itu, kopi dari Ethiopia dan Kenya sudah memiliki citra premium yang kuat dan sering dijadikan standar bagi kopi kelas menengah hingga premium di Korea Selatan. Kopi Amerika Selatan dan Afrika dianggap memiliki keunikan rasa tersendiri, yang menarik bagi pecinta kopi di Korea Selatan.
Kopi Indonesia masih perlu lebih didorong dalam hal brand image agar lebih dikenal dan diminati oleh konsumen Korea Selatan. Meskipun Indonesia memiliki beragam jenis kopi dari berbagai daerah, kurangnya branding yang kuat membuat kopi Indonesia masih kurang menonjol dibandingkan pesaingnya.
3. Konsistensi Kualitas
Kualitas yang konsisten adalah faktor penting dalam bisnis kopi. Salah satu tantangan utama kopi Indonesia di Korea Selatan adalah kurangnya konsistensi dalam kualitas. Beberapa importir menyatakan bahwa dalam satu ton kopi yang mereka impor dari Indonesia, masih ditemukan variasi kualitas yang cukup besar, meskipun sudah ada kesepakatan dengan eksportir.
Ketidakstabilan kualitas ini membuat importir lebih memilih produk dari negara lain yang dapat memberikan standar kualitas yang lebih konsisten. Akibatnya, kopi Indonesia sering digunakan sebagai campuran (blend) untuk memperkaya rasa dalam produk kopi yang lebih kompetitif di pasar Korea Selatan.
4. Keragaman dan Keunggulan Kopi Indonesia
Indonesia memiliki keunggulan dalam hal variasi rasa kopi yang sangat luas karena kopi berasal dari berbagai wilayah dengan karakteristik unik. Ini bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi roastery yang ingin mengeksplorasi rasa baru dalam produk mereka.
Namun, di sisi lain, hal ini juga menjadi tantangan dalam membangun brand image yang kuat. Tidak seperti Ethiopia atau Kenya yang dikenal sebagai produsen kopi dengan ciri khas tertentu, kopi Indonesia justru terlalu luas dan belum memiliki identitas yang mudah dikenali oleh pasar Korea Selatan.
Beberapa jenis kopi Indonesia yang sudah dikenal di Korea Selatan adalah kopi Mandailing. Namun, kopi dari daerah lain seperti Bali, Toraja, dan daerah lainnya masih memiliki potensi besar untuk dieksplorasi dan diperkenalkan ke pasar.
Strategi Meningkatkan Daya Saing Kopi Indonesia di Korea Selatan
1. Pendekatan Single Brand: “INDONESIA BLEND”
Untuk memperkuat brand image kopi Indonesia di Korea Selatan, ITPC Busan tengah mengembangkan strategi single brand dengan nama “INDONESIA BLEND”. Strategi ini akan bekerja sama dengan beberapa roastery di Korea Selatan untuk menciptakan produk kopi campuran khas Indonesia yang dapat dipasarkan dengan identitas yang lebih kuat.
Konsep ini saat ini sedang dalam tahap negosiasi dengan beberapa roastery yang tertarik dengan ide tersebut. Diharapkan, “INDONESIA BLEND” bisa mulai dipasarkan pada tahun 2025 dan membantu meningkatkan kesadaran masyarakat Korea Selatan terhadap kopi Indonesia.
2. Meningkatkan Konsistensi Kualitas
Untuk dapat bersaing dengan produsen kopi lain, Indonesia harus meningkatkan kontrol kualitas kopi yang diekspor. Ini bisa dilakukan dengan cara:
a. Standarisasi kualitas di tingkat petani dan eksportir.
b. Meningkatkan sistem kontrol kualitas sebelum pengiriman ke Korea Selatan.
c. Memberikan pelatihan kepada petani dan eksportir agar lebih memahami standar yang diharapkan oleh importir di Korea Selatan.
3. Menyesuaikan dengan Preferensi Pasar Korea Selatan
Selain meningkatkan kualitas dan branding, penting bagi produsen kopi Indonesia untuk lebih memahami selera pasar Korea Selatan. Beberapa langkah yang dapat diambil adalah:
a. Melakukan riset pasar secara mendalam untuk mengetahui tren kopi yang sedang berkembang.
b. Berkolaborasi dengan roastery dan kafe di Korea Selatan untuk menciptakan produk kopi yang sesuai dengan preferensi konsumen lokal.
c. Mengembangkan strategi pemasaran digital yang efektif untuk menarik perhatian konsumen Korea Selatan.
Baca Juga : Potensi Pasar Tas Kulit di Australia dan Peluang Ekspor dari Indonesia
Kesimpulan
Kopi Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar Korea Selatan, namun masih menghadapi tantangan dalam hal harga, konsistensi kualitas, dan brand image. Dengan persaingan ketat dari negara-negara seperti Brazil, Peru, Ethiopia, Kenya, dan Vietnam, Indonesia perlu menerapkan strategi yang lebih terfokus dan berkelanjutan untuk meningkatkan daya saingnya.
Melalui pendekatan single brand seperti “INDONESIA BLEND”, peningkatan kualitas, serta pemahaman yang lebih baik tentang preferensi pasar Korea Selatan, kopi Indonesia dapat memperkuat posisinya dan meraih pangsa pasar yang lebih besar di masa depan. Dengan langkah yang tepat, kopi Indonesia tidak hanya dapat bersaing, tetapi juga dapat menjadi pilihan utama bagi pecinta kopi di Korea Selatan.